Tuesday, September 04, 2007

cinTapuccino

Ketika lihat behind the scenenya di showbiz newsnya metro tv saya langsung tertarik untuk menontonnya..karena apa..ya pengen tahu saja, film ini kan diadaptasi dari novel karangan Icha Rahmanti dengan judul yg sama..Saya selalu tertarik dengan film yang berdasarkan novel yang best seller..apakah semenarik bukunya atau jauh dibawah impian dan harapan saya..

Pas lagi ada di Bandung..citra n desy ngajak nonton..wah kebetulan sekali..jadilah nonton tanpa berharap jauh ..habisnya saya sudah membaca resensinya di beberapa surat kabar yang bilang film ini lumayan bagus, tapi mereka bilang miller mainnya ga banget..jadi penasaran..kaya apa sih pemain asal negeri jiran ini berakting..

Komentar saya saat nonton film ini..bagus..eittss..jangan protes dulu..ini kan masalah selera..kebetulan saya sukanya film komedi romantis..makanya ketika produser-produser film indonesia memilih tema hantu saya tak pernah menontonnya..hanya satu yang saya tonton..jailangkung..Kalau kata seorang teman sih percuma kalau saya nonton film hantu di bioskop, buang-buang uang saja karena saya menontonnya sambil memicingkan mata..rugi, jadi saya tak pernah menonton film hantu dibioskop walau kata orang film itu bagus atau antriannya sampai radius 1 km..

Kembali ke kesan saya terhadap film ini..settingnya natural..Bandung memang bagus, apalagi jalan2 yang dipakai cukup akrab dengan ingatan saya..mengingatkan kembali pada saat beberapa tahun lalu saya tinggal di Bandung..tempat2 yang saya lalui dengan sepeda..dan saya setuju dengan komentator2 film di media2 itu..MILLER ga bagus mainnya..kalau ada yang bilang logat melayunya sebenarnya tidak bermasalah..bagi saya itu bermasalah..balik lagi ke soal selera..aduh..kalau denger dia ngomong bikin drop aja..jadi pas suasana romantis eh hilang deh kalau dia ngomong..seharusnya sih :

1. Coba ya..mbok ya jangan Miller yang main..yang cast dia siapa sih..logat tuh agak mengganggu..Emang ga ada ya, cowok2 cakep lain diluar sana yang bisa menggantikannya..

2. Kalau memang mau pakai Miller..kenapa ga dialognya aja yg diganti..illfeel tau ga denger dia ngomong gue-lo..dapat darimana dia kata gue-lo..di dalam cerita kan dia besar di Brunei dan kemudian sma di Bandung..harusnya kalau mau dia ngomongnya urang-maneh..ya ga..kan anak2 bandung jarang yg ngomong gue-lo kecuali yg sma di jkt lalu kuliah di bandung..saya saja kalau ngomong ma temen2 kadang jadi urang-maneh ngomongnya..

3. Atau kalau tidak biarkanlah Miller itu berbicara dalam bahasa Inggris nanti dikasih running text..atau pakai melayu saja..toh ga jauh dari bahasa Indonesia..Soalnya, bener deh..bikin drop..beberapa kali saya malah harus menahan nafas..berkeinginan agar dia jangan ngomong ketika momen2 romantis itu tiba..karena sekalinya dia ngomong malah saya ketawa2 bukan terbawa romantis..

Saya sempat berharap kalau endingnya berbeda dengan novel..maunya..hehehe..kata si Citra sih..yuni bakal memilih raka, kalau dihadapkan pada kasus seperti rahmi..hahaha..tau aja citra..saya memang menyenangi hal yang biasa2 saja..kalem..nrimo..karena saya penjajah..hihihi..Ya iyalah..kalau memang nimo itu cinta sejak SMA kenapa tidak dari dulu saja..kenapa harus melalang buana dulu..kalau kata desy sih Save for the last..ye..enak di dia dong..nah kalau sudah terlambat..kan manyun juga..

At least film ini layak untuk ditonton..film ini lebih baik daripada film2 indonesia yang belakangan banyak beredar di bioskop2..

Kalah anda jadi Rahmi siapa yang akan dipilih? Raka atau Nimo?

*poster film diambil dari sini

No comments: