Sunday, September 15, 2013

Buku : menikah untuk bahagia

Sepertinya saya orang yang sangat mudah menulis ketika suasana hati sedang tidak terlalu indah (pemilihan kata yang aneh)..mengalair begitu saja tulisannya..

Ketika hubungan saya dan si mas berakhir, saya banyak bertanya pada diri saya, apa yang harus saya lakukan..entah kenapa kali ini rasanya sakit sekali..terpuruk..lebih parah daripada sekedar gagal dalam mendapatkan pekerjaan atau apapun..mungkin karena saya sangat berharap dan sepertinya mimpi itu sudah sangat di depan mata dan hancur berkeping-keping tanpa saya tahu sebabnya jadilah saya shock..lha knp curhat lagi ya..balik ke buku..

Saya sangat bersyukur karena Allah telah memberikan kecertasan, otak n akal kepada diri ini..disaat saya merasa terpuruk masih ada Allah yang selalu memberikan pencerahannya..sehingga saya tidak melakukan hal yang tidak baik yang bisa menghancurkan diri saya sendiri..Saya banyak membaca, belajar apa yang harus saya perbaiki dari diri ini supaya tidak terjadi kesalahan yang sama dan untuk bisa maju ke depan dengan membawa pelajaran yang berharga atas kejadian kemarin..selain buku ekonomi, agama saya juga memutuskan untuk membaca buku hubungan antar dua manusia..dulu saya percaya kalau ah saya belajar sambil jalan saja..menikah saja dulu..ada masalah ya terima aja..sepertinya anggapan itu agak salah ya..kejadian ini membuat saya untuk belajar dulu, menyiapkan diri sambil membuka hati kembali..jadi ketika sudah saatnya saya jauh lebih siap.. semoga Allah melihat usaha saya ini..upsss ikhlas woiii belajarnya..

Dulu saya mengirimkan si mas buku menikah untuk bahagia ini (atas permintaannya), tapi saya belum pernah membacanya..baru baca 3/4, belum finish nih tapi tangan sudah gatel pengel nulisnya..buku yang bagus untuk orang yang sudah menikah, juga bagus untuk belajar bagi yang belum menikah..dimana hubungan suami istri dibahas..walau hubungan yang terlihat baik-baik saja di luar belum tentu memang benar-benar baik..

dari buku ini saya belajar memberikan jeda dulu untuk hati dan diri saya..jangan sampai hubungan yang selanjutnya adalah pelampiasan atau mengulang kesalahan yang sama (cukup 2-3 bulan saya memberi waktu bagi diri saya)..belajar untuk lebih mengenal siapa diri saya baru saya tahu ingin pasangan seperti apa..belajar untuk menghilangkan ego bukan lagi hanya sekedar menekan ego..belajar kita harus berusaha sekuat apapun untuk meraih mimpi, jangan berharap pasangan akan memulai berjuang terus kita diam saja..tapi apapapun itu dimulailah dari diri sendiri..belajar berusaha memahami orang lain..dan satu yang penting, bukan mencari orang yang mau menerima saya apa adanya tetapi orang yang mau tumbuh bersama saya..

Pada kejadian kemarin saya banyak menyalahkan diri saya..memang sesuatu hal terjadi karena andil kita juga...tetapi menyalahkan diri sendiri tidak baik juga..yang penting bagaimana kita mengambil hikmahnya..kemarin saya tidak terlalu membuka siapa saya, takut kalau dia merasa inferior (ini yang jadi bom waktu), komunikasi kami tidak lancar (dia tidak tahu saya suka baca apa, mimpi saya apa, sehingga dia mengambil kesimpulan sendiri tentang siapa saya (berasumsi))..

soulmate itu diciptakan, bukan ditemukan..n menjadi orang baik saja tidak cukup..

No comments: