Tuesday, June 24, 2008

Atas nama rakyat

Bukannya saya tak setuju dengan demo-demo kenaikan BBM..sorry dorry morry..mau demo seheboh apapaun kayanya sang penentu kebijakan tetep aja tuh budeg.. dan lebih tak simpati lagi ketika demo itu menjadi anarkis..

Setelah beberapa waktu demo itu menghilang di telan bumi..kalah dengan kasus fpi vs akbb..minggu ini, demo itu muncul kembali setelah ternyata kasus UNAS kemarin menelan korban..btw busway kalau darah mengantung sera HIV positif belum berarti kematiannya karena HIV kan..perasaan sih dulu pernah tulis tentang HIV deh di blog ini..terdeteksinya virus HIV di dalam darah belum berarti kita terkena penyakit AIDS..ketika HIV itu menjadi sebuah penyakit AIDS itulah yang berbahaya..ketika CD4 didalam tubuh mulai menurun yang berarti kekebalan tubuh terhadap penyakit menurun itulah yang patut kita curigai bahwa kita telah terinfeksi HIV-AIDS..biasanya sih kita tidak sadar telah terjangkit AIDS, nah ketika ada serangan dari jamur atau bakteri lain barulah kita sadar..waah ngelantur jauh nih ya..

2 hari belakangan demo mahasiswa tentang BBM kok jadi anarkis sih..membakar ban sampai membakar mobil plat merah..wahai para mahasiswa tak sadarkah apa yg kalian lakukan..walaupun itu plat merah bukankah itu dibeli juga dari uang rakyat..jadi uang rakyat juga yg kalian bayar..belum lagi aksi corat coret ruang publik..mas, mbak tidak pernah diajari di sekolah ya..dilarang mencorat coret sembarangan..grafiti tak bertanggungjawab..kan punya spanduk..bentangkanlah spanduk kalian..

Belum lagi demonya membuat kemacetan, membuat banyak pekerja terlunta-lunta karena tidak ada angkutan..Kalau demonya selalu anarkis bisa-bila rakyatpun tak lagi bersimpati pada mahasiwa..

1 comment:

Anonymous said...

Terkadang demonstrasi juga perlu untuk membentuk suatu opini dan kontrol sosial atas kinerja penguasa selama ini. Yang patut kita sayangkan adalah peristiwa anarkis itu yang merugikan dan mirip dengan gerakan sosialis-komunis..

Jadi siapa yang harus kita salahkan?
Menurut saya urutannya begini :

Pertama, Pemerintah yang tak becus dalam mengayomi rakyatnya sehingga terjadinya kekerasan dalam demo menolak kenaikan BBM itu.

Kedua, provokator yang kian memperkeruh suasana. Tak semua peserta unjuk rasa bodoh, mengingat masih ada mahasiswa yang punya idealisme.

Ketiga, kita yang masih diam atas ketepurukan negeri ini.

Jadi, kita juga harus berbuat menyuarakan solusi terbaik!

Begitukah, Mba? :D